Halitu sebagai langkah preventif terhadap gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat. "Kita sama-sama bikin Bandung aman dan nyaman. Saya sudah minta Satpol PP patroli lebih intens lagi," kata Yana di Jalan Cianjur Jumat 7 Januari 2022. Menurutnya, dengan patroli yang lebih intens maka bisa memberikan rasa aman dan nyaman kepada warga. PEMATANGSIANTAR| KopiPagi : Beri rasa aman dan nyaman, Personil Satuan Sabhara Polsek Siantar Utara yang di pimpin AKP. M.S. Ritonga SH MH, melakukan patroli di wilayah hukum nya, pada waktu umat muslim melaksanakan Salat Taraweh, pada Jumat (08/04/2022), sekira pukul. 20.00 WIB. Dalam kegiatan tersebut, turut serta Kanit Intel Siantar Utara Ipda. Fitra Jaya [] Kompreshangat merupakan tindakan yang dilakukan pada klien yang mengalami nyeri akut dan gangguan rasa aman dan nyaman yang memerlukan bantuan untuk menurunkan nyeri. Kompres hangat dilakukan 15-20 menit dilakukan 1 kali sehari dengan pengukuran skala nyeri yang dirasakan oeh klien, intervensi dilakukan selama 3 hari. Lanjut "Pengamanan obyek Vital yang dilaksanakan bertujuan untuk memberikan rasa aman dan nyaman atas kehadiran anggota Polri kepada masyarakat yang ada di Kota Dobo. Pengamanan yang dilaksanakan oleh Personil Polres Kepulauan Aru dapat apresiasi yang positif dan sangat membantu masyarakat dalam kelancaran dan keamanan stiap kegiatan yang 2 Hindari makan terburu-buru. Kebiasaan makan terlalu cepat ditambah sambil mengobrol, bisa membuat banyak udara masuk ke saluran cerna dan memicu sakit maag. 3. Hindari berbaring setelah makan. Hindari langsung berbaring setelah makan karena hal ini bisa memicu sakit maag, bila rasa kantuk tidak tertahankan, tidur dengan posisi setengah duduk. UpdatekarebaCom, Toraja - Upaya cipta kondisi terus dilakukan oleh Polsek Sangalla melalui patroli blue light yang rutin dilaksanakan setiap malam, hal ini bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya gangguan kamtibmas di malam hari disaat warga sedang beristirahat malam, Jumat (05 /06/ 2020 ) malam. Sekitar pukul 22:30 wita, dengan beranggotakan lima personil, Aipda Achmad SH memimpin A Gangguan rasa aman B. Kurangnya perawatan diri C. Gangguan membran mukosa mulut D. Gangguan integritas kulit 3) Faktor yang mempengaruhi personal hygiene tidak terpenuhi klien adalah A. Kelumpuhan B. Cancer C. Fraktur D. Atropi 4) Intervensi keperawatan pada klien dengan gangguan integritas kulit adalah A. Lakukan perawatan luka KeteguhanHati Kemampuan secara sudut pandang atau secara keperilakuan mengubah bentuk stressor yang negatif menjadi tantangan yang positif Dimensi kepribadian yang berpengaruh : Komitmen Lokus pengendalian (locus of control) Tantangan Manajemen Stress Kerekayasaan organisasi Kerekayasaan pribadi Teknik penenangan pikiran Teknik penenangan melalui aktivitas fisik Penenangan Pikiran Mengurangi kegiatan berpikir, yaitu proses berpikir dalm bentuk merencana,mengingat, berkhayal,menalar yang 41TOd. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Musim haji telah tiba, dan beberapa Jamaah sudah mulai diberangkatkan secara bergilir. Kerajaan Arab Saudi dan Pemerintah Indonesia sudah sepakat bahwa kuota haji pada 2023 ini adalah sejumlah orang jamaah. Kuota ini terdiri atas jamaah haji reguler, dan jamaah haji khusus. Penerbangan panjang menuju Makkah dan Madinah bisa menjadi pengalaman yang menantang, karena waktunya cukup panjang. Penerbangan dari Jakarta ke Jeddah umumnya berkisar antara 9-10 jam, tergantung pada rute dan kondisi cuaca, tetapi dengan mempersiapkan diri dengan baik dan mengikuti beberapa tips penting, jamaah dapat menjalani penerbangan dengan nyaman dan Tempat Duduk yang Nyaman Meskipun jamaah haji tidak dapat memilih tempat duduknya sendiri karena ditentukan oleh panitia, ada beberapa tips yang dapat membantu agar duduk menjadi lebih nyaman di posisi manapun. Pertama, bawalah bantal leher atau bantal kecil untuk menopang kepala dan leher agar tidak terlalu tegang. Kedua, perhatikan postur tubuh dengan menjaga punggung tegak dan menggunakan bantal tambahan jika Pakaian Longgar dan NyamanPastikan Anda menggunakan pakaian yang longgar dan nyaman selama perjalanan. Nah, karena biasanya Jamaah mendapatkan bahan seragam, oleh karena itu usahakan membuat model baju yang longgar dan nyaman. Hindari menggunakan pakaian yang terlalu ketat, karena hal ini dapat mengganggu sirkulasi darah dan membuat Anda tidak nyaman. Pilihlah pakaian dengan bahan yang adem agar sirkulasi udara tetap Makanan Berat sebelum Penerbangan Sebaiknya hindari makan makanan berat sebelum penerbangan. Gantilah dengan makanan ringan seperti buah-buahan dan perbanyak minum air putih. Terlalu banyak makanan yang dikonsumsi dapat menyebabkan rasa mual dan muntah selama Waktu Tidur dengan BijakManfaatkan waktu tidur dengan baik selama penerbangan. Jangan terlalu lama, dan jangan kurang tidur. Supaya bisa tidur nyaman, usahakan untuk menggunakan earplugs untuk mengurangi kebisingan di sekitar. Kurangi pencahayaan dengan mematikan lampu baca. Lakukan rileksasi atau perenggangan sebelum tidur sehingga tubuh tidak kaku ketika kirim pelembab dan kurangi make up 1 2 3 Lihat Travel Story Selengkapnya ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN NYAMAN NYERI PADA Bp An DENGAN ULKUS DIABETES MELITUS DI RUANG ANGGREK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUNTILAN Oleh ARISKA HENDRA JULIANTO KARJONO KIKI FATMALIA ULVARINE YULINIAR PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN DASAR PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES NGUDI WALUYO 2013/2014 ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN RASA AMAN NYAMAN NYERI Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 23 Maret 2013 jam di Ruang Anggrek Rumah Sakit Umum Daerah Muntilan Pasien Nama Tempat & TTL Magelang 31 Desember 1941 Agama Islam Suku Jawa Status Perkawinan Kawin Pekerjaan Tani TB/BB 160 cm / 50 kg Golongan Darah B Diagnosa Medis Ulkus DM Gangguan KDM Gangguan Rasa Aman Nyaman Nyeri Alamat Temanem Rt 002/ Rw 001 Ds. Adikarto Mtl 2. Identitas Penanggung Jawab Nama Ny. Mu Umur 40th Pendidikan Terakhir SMP Agama Islam Suku Jawa Hubungan dgn Pasien Anak Pekerjaan Tani Alamat Gemtam, Sido Agung, Mtl. B. Riwayat Kesehatan 1. Keluhan Utama Nyeri jari tengah kaki kiri 2. Riwayat Kesehatan Saat Ini Alasan masuk rumah sakit Keluarga klien mengatakan nyeri jari tengah kaki kiri sejak 5 hari yang lau akibat jatuh dari kamar kemudian jari tengah kaki terbentur benda tumpul yang menyebabkan terjadinya perlukaan di jari tengah klien, badan lemas, pada malam hari sulit tidur. Faktor pencetus Akibat terjatuh dari kamar, jari tengah kaki kiri terbentur benda tumpul sehingga terjadi perlukaan. Timbul keluhan Terjadi secara bertahap pada saat terbentur benda tumpul klien hanya merasa sedikit nyeri dan hanya sedikit memar, lama kelamaan luka tak kunjung sembuh malah tambah parah. Factor yang memperberat Keluarga klien mengatakan neri bertambah apabila kaki kiri tempat luka di gunakan melakukan aktivitas, dan pada saat malam hari nyeri secara tibatiba memburuk sehingga menyebabkan klien sulit untuk tidur. Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah dan keberhasilan Keluarga klien mengatakan pada saat muncul keluhan klien langsung di bawa berobat ke puskesmas, namun puskesmas menyarankan untuk di rujuk ke RSUD Muntilan. 3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu Penyakit yang pernah dialami Keluarga mengatakan 5th yang lalu klien pernah dirawat di rumah sakit lain. Klien mengalami penyakit gula Diabetes Melitus dan setiap minggu selalu control ke puskesmas. Keluarga klien mengatakan klien tidak pernah mengalami kecelakaan dan tidak pernah di operasi. Klien tidak ada alergi terhadap makanan maupun obat. Factor-faktor resiko penyebab masalah kesehatan saat ini Menurunnya system imunitas tubuh yang menyebabkan sukarnya penyembuhan luka oleh tubuh. Kebiasaan hidup tidak sehat Klien merupakan perokok aktif dan sering minum kopi setiap harinya. 4. Riwayat Kesehatan Keluarga Keluarga klien mengatakan sebagian besar keluarga pasien yang laki-laki adalah perokok aktif dan suka minum kopi. Keluarga klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang pernah mengalami penyakit seperti Tn. An dan penyakit yang menular maupun menurun. GENOGRAM Keterangan  Klien  Perempuan  Laki-laki C. Pengkajian Pola Fungsional 1. Persepsi Terhadap Kesehatan Pasien mengatakan jika pasien dan keluarganya sakit pasien terlebih dahulu mengatasi penyakitnya sendiri dengan cara minum obat tradisional yang di buat sendiri seperti jamu – tidak tertangani baru klien memeriksakan kesehatannya dan keluarganya ke puskesmas ,kemudian pergi ke dokter. 2. Pola Bernafas Sebelum Sakit Pasien mengatakan bernafas dengan normal dan tidak ada gangguan Selama Sakit Pasien bernapas secara normal dan sehingga pasien tidak membutuhkan alat bantu pernafasan,tidak ada ronchy,tidak ada wheezing. 3. Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit Sebelum Sakit Keluarga klien mengatakan minum air putih kurang lebih 7 – 8 gelas/hari, 1 gelas kopi. Selama Sakit Klien diberikan cairan RL 20tpm melalui vena serta minum air putih kurang lebuh 1L/hari + 3 gelas air teh yang disediakan oleh rumah sakit. 4. Pola Nutrisi – Metabolik Sebelum Sakit Pasien mengatakan dirumah makan 3 kali sehari dengan mengabiskan 1 porsi makanan tiap makan dengan komposisi sayur,nasi dan lauk dan minum air putih. Selama Sakit Keluarga pasien klien tidak diperbolehkan makan makanan yang manismanis, dan dan harus menjaga asupan makanan klien. Klien hanya makan makanan yang di berikan oleh rumah sakit saja 3x sehari . 5. Pola Eliminasi BAK dan BAB Sebelum Sakit Keluarga klien mengatakan klien BAK normal 5-6 kali/hari dengan konsistensi warna kuning,dengan bau khas urine, klien bisa BAB 1 kali sehari dengan konsistensi lembek warna kekuningan dengan bau khas feses. Selama Sakit Keluarga klien mengatakan klien BAK dan BAB normal seperti biasa, namun klien tidak bisa pergi ke toilet karena lemas dan nyeri kaki, klien dipasangi pempers. 6. Pola Aktifitas dan Latihan Sebelum Sakit Pasien mengatakan dapat beraktifitas secara normal,mandiri sebagai petani tanpa dibantu dengan orang terdekatnya . Selama Sakit Pasien tidak banyak bergerak bebas karna nyeri pada jari kaki dan terpasang infus RL ditangan bedrest total dan ADL di bantu keluarga. 7. Pola istirahat dan tidur Sebelum Sakit Keluarga Klien mengatakan istirahat tidur malam 7-8 jam,dengan nyenyak tidak terbangun oleh gangguan,dan istirahat siang 1-2 jam/hari. Selama Sakit Keluarga klien mengatakan klien pada malam hari sulit tidur karena nyeri kaki yang memburuk, klien hanya tidur 1-2 jam. Dan pada siang hari klien sering tidur 3-4 jam setelah nyeri diberikan suntikan pada malamnya. 8. Pola konsep diri Citra tubuh Klien mengatakan lemah, nyeri kaki dan tidak bisa beraktivitas seperti biasanya. Peran Klien di keluarga berperan sebagai ayah dan sekaligus sebagai tulang punggung keluarga, yang harus menghidupi keluarganya dan sebagai seorang petani. Harga Diri Klien terus berpegang teguh dan menjalankan prinsipnya sesuai norma. Aktualisasi Diri Klien adalah tulang punggung keluarga, meski mengalami sakit gula namun tetap bekerja seperti biasa sebagai tulang punggung keluarga. 9. Pola Koping Ketika klien mmengalami sakit, klien biasanya membuat ramuan sendiri jamu dan apabila sakit tak kunjung sembuh baru kemudian klien memeriksakan diri ke puskesmas. 10. Pola Seksual Reproduksi Sebelum Sakit Pasien tidak melakukan hubungan suami istri Selama Sakit Pasien tidak dapat melakukan hubungan suami istri. 11. Pola peran –berhubungan Klien adalah seorang petani yang tinggal bersama istri dan anaknya , dan berhubungan sangat baik , terlihat selama dirawat dirumah sakit istri dan anaknya menunggu klien. 12. Pola nilai dan kepercayaan Sebelum sakit Klien beragama islam dan selalu beribadah sesuai dengan kepercayaannya. Selama sakit Klien hanya berdoa ditempat tidur 13. Kebutuhan rasa aman dan nyaman P nyeri jari tengah kaki kiri sejak 5 hari yang lau akibat jatuh dari kamar kemudian jari tengah kaki terbentur benda tumpul yang menyebabkan terjadinya perlukaan di jari tengah klien, sehingga klien nampak meringis dan menahan nyeri kesakitan. Q nyeri cenut-cenut seperti tertusuk benda tajam. S skala nyeri 5-7 T Nyeri datang secara tiba-tiba, dan semakin memburuk pada saat kaki kiri digunakan untuk betraktivas. 14. Kebutuhan Belajar Klien mengatakan tidak mengerti tentang kesehatan. Dan tidak tahu menahu tentang masalah kesehatan yang dialami. 15. Kebutuhan personal hygiene Sebelum Sakit klien tiap melakukan perawatan mandiri , tanpa dibantu oleh keluarga. Klien mandi 2-3x/hari pakai sabun, jarang sikat gigi, dan keramas seminggu sekali. Selama Sakit Pemenuhan kebutuhan personal hygiene seluruhnya dibantu oleh keluarga. Klien mandi hanya di lap saja oleh keluarga, tidak pernah keramas dan gosok gigi. D. Pemeriksaan Fisik 1. Keadaan Umum Tinggi Badan 157 cm Berat Badan 50 kg 2. TTV Tekanan Darah 140/80 mmHg Nadi 92 x/menit Suhu 36 C Penafasan 21 X/menit 3. Kuku Dan Kulit Warna kulit sawo matang kemudian ada jaringan parut, ada lesi di jari kaki kiri,kuku kurang bersih, CRT kembali dalam 3 detik. 4. Kepala dan Rambut Warna rambut putih campur hitam, tengkorak tidak ada benjolan, kulit kepala tidak ada lesi dan massa, tidak ada nyeri tekan, kekuatan akar rambut kuat. 5. Mata Tidak menggunakan kaca mata,pupil isokor,daerah orbital tidak terdapat oedema/kemerahan atau jaringan lunak,kunjungtiva tidak anemis. 6. Hidung Bersih, tidak ada sinusitis pada sinus frontalis,sinus edmoidalis,sinus splenoid dan sinus maksilaris,tidak ada lesi,tidak ada masa,tidak ada pembengkakan, nervus olfaktoris baik. 7. Telinga Kesimetrisan telinga,lurus penumpukan,serumen,tidak dengan ada kelopak lesi,tidak mata,bersih ada tidak ada kotoran,cairan dan peradangan. 8. Mulut bibir, gigi, lidah,faring Kurang bersih terdapat caries gigi, plak, kesulitan saat berbicara. 9. Dada a. Paru – Paru I pengembangaan paru kanan dan kiri simetris P taktil fremitus kiri dan kanan sama P sonor A vesikuler b. Jantung I iktus kordis tidak tampak di ics sedikit di tengah dari midkalvikula P tidak ada nyeri tekan pada dada P redup A S1 dan S2 murni, S3 tidak terdengar c. Abdomen I umblikus kotor,tidak ada benjolan di sekitar perut, A terdengar peristaltik usus 15x/menit P tympani P Tidak nyeri tekan saat di tekan di daerah abdomen kuadran kanan bawah 10. Genetalia anus dan alat kelamin Pasien tidak terpasang kateter. 11. Ekstremitas Ekstremitas atas Tidak ada lesi dan massa pada kedua tangan , nadi kuat, tidak ada edema,terpasang infus RL 20 tpm di tangan sebelah kanan Ekstremitas bawah Terdapat lesi pada jari tengah kaki kiri, kulit kaki terlihat hitam, pada luka daging menghitam dan sensasi nyeri tidak terasa. E. Data Penunjang 1. pemeriksaan Laboratorium 2. pemeriksaan diagnostik 3. terapi Trapi injectsi 10 mg 2x 24 jam 2. ranitidin 50 mg 3x 24 jam 3. ceftriaxon 2g 1x 24 jam 4 unit 3x 24 jam F. Analisa Data no 1 1 2 Hari / tanggal 2 Sabtu, 23 maret 2013 Selasa 24 Maret 2013 Data Kemungkinan penyebab 3 4 Ds Terputusnya Pasien mengatakan nyeri pada kontuinitas jaringan jari tengah kaki kiri. dan tulang Pengkajian nyeri P nyeri jari tengah kaki kiri sejak 5 hari yang lau akibat Merangsang jatuh dari kamar kemudian jari hipotalamus tengah kaki terbentur benda mengeluarkan zat tumpul yang menyebabkan vasoaktif. terjadinya perlukaan di jari tengah klien Q nyeri cenut-cenut seperti Merangsang ujung2 tertusuk benda tajam. saraf bebas S skala nyeri 5-7 T Nyeri datang secara tibatiba, dan semakin memburuk Sensasi nyeri pada saat kaki kiri digunakan untuk betraktivas. Nyeri Do - Pasien tampak lemah - Wajah meringis kesakitan. Ds Nyeri akut yang di Klien mengatakan tidak bisa rasakan tidur pada malam hari karena menahan nyeri akut pada kaki. Ds Klien tanpak mengantuk pada, Terganggunya pola Mata sayu tampak lemas. istirahat tidur. Masalah kep. 5 Nyeri akut ulkus Kerusakan integritas kulit medikasi defisit imun 3 Selasa 24 Maret 2013 Ds Klien mengatakan kesusahan saat bergerak. Do ADL dengan bantuan keluarga Nyeri akut Intoleransi aktifitas bedrest total Aktivitas di batasi Gerakan terbatas Intoleransi aktivitas II. Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri akut berhubungan dengan ulkus DM. 2. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan nyeri akut yang di rasakan. 3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan bedrest total. No DP 1 1 Hari /tgl 2 Selasa 24 Maret 2013 2 Selasa 24 Maret 2013 3 Selasa 24 Maret 2013 Tujuan Rencana Tindakan Rasional 3 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam nyeri berkurang/ hilang dg KH -klien melaporkan nyeri berkurang/ hilang -frekuensi dan durasi nyeri berkurang -RR,TD,N, dalam batas normal -ekspresi wajah rileks. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam pola tidur menjadi baik kembali dengan KH -klien mengatakan bisa tidur pada malam hari -klien tampak segar pada pagi hari. 4 1. monitor nyeri secara koprehensif PQRST 2. monitor efektifitas penanganan non farmakologi dan respon terhadap obat yang di berikan 3. kolaborasi npemberian analgesik NSAID relaks sedatife necrase. 5 -untuk mengetahui kriteria nyeri yang dialami. -untuk menentukan intervensi keperawatan yang akan di berikan kepada klien. -untuk mengurangi nyeri yang dirasakan klien klien untuk mempersiapkan diri sebelum tidur -agar klien siap untuk tidur dan tidak ada masalah saat tidur. -untuk memenuhi kebutuhan tidur klien. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam klien menjadi toleran terhadap aktivitasnya dengan KH -klien mampu mengubah posisitidur dan obat tidur bila perlu ketika klien tidak bisa tidur sama sekali. posisi -memberikan nyaman pada posisi yang klien nyaman untuk mengurangi terjadinya dekubitus. 1. observasi Vital -membantu Sign menentukan kondisi normal umum pasien 2. observasi -membantu tingkat menentukan kemampuan klien pilihan dalam melakukan intervensi dan aktivitas. memberi dasar untuk perbandinagan dan evaluasi Tanda tangan 6 duduk -klien dapat bangun dari tempat tidur, mengubah posisi dan berjalan -klien dapat melakukan aktivitas seharihari. 3. dorong klien melakukan aktivitas seharihari tanpa bantuan keluarga. 4. berkolaborasi dengan tim medis lain dalam hal pemberian obat oral dan terapi lanjutan terhdap aktivitas meningkatkanpe nyembuhan dan pembentukan kekuatan otot -antisipasi terhadap nyeri dapat meningkatkan tegangan otot. CATATAN KEPERAWATAN No 1 Hari , Tindakan tanggal, jam Selasa, 24 1. Memonitor nyeri secara Maret 2013, koprehensif PQRST 2. mengobservasi Vital Sign 3. mengobservasi tingkat kemampuan klien dalam melakukan aktivitas. 4. Memberikan obat injects dan obat oral. Respon dan hasil -Skala nyeri klien 7 -TD 140/80 N 92 S 36 RR21 -ADL di bantu penuh oleh keluarga. -setelah di berikan beberapa saat kemudian nyeri berkurang. 5. Mengobservasi keluhan -klien mulai merasa nyaman klien setelah di berikan dan nyeri agak berkurang. tindakan. 2 6. Memberikan posisi semi S pasien mengatkan sangat powler nyaman deangan posisinya O pasien kelihatan gelisah, lemas 7. Memberikan dorongan -klien mau untuk duduk pada klien untuk tanpa bantuan keluarga. melakukan aktivitas secara mandiri. 8. Mengobservasi perkembangan klien Klien berusah untuk berbicara pada perawt sebisanya. Rabu, 25 1. Memonitor nyeri secara Skala nyeri klien 7 Maret 2013, koprehensif PQRST 2. mengobservasi Vital Sign -TD 143/70 N 89 S 36,7 RR20 3. mengobservasi tingkat -ADL di bantu penuh oleh kemampuan klien dalam keluarga. TTD 3 melakukan aktivitas. 4. Memberikan obat injects -setelah di berikan beberapa dan obat oral. saat kemudian nyeri berkurang. 5. Mengobservasi keluhan -klien mulai merasa nyaman klien setelah di berikan dan nyeri agak berkurang. tindakan. 6. Memberikan posisi semi S pasien mengatkan sangat powler nyaman deangan posisinya O pasien kelihatan gelisah, lemas 7. Memberikan dorongan -klien melakukan mobilisasi pada klien untuk dari duduk sampai berdiri. melakukan aktivitas secara mandiri. 8. Mengobservasi Klien berusah untuk perkembangan klien berbicara pada perawt sebisanya. Kamis, 26 1. Memonitor nyeri secara Skala nyeri klien berkurang Maret 2013 koprehensif PQRST menjadi 6 2. mengobservasi Vital Sign -TD 173/86 N 84 S 36, 3. mengobservasi tingkat RR20 kemampuan klien dalam -ADL di bantu penuh oleh melakukan aktivitas. keluarga. 4. Memberikan obat injects dan obat oral. -setelah di berikan beberapa saat kemudian nyeri 5. Mengobservasi keluhan berkurang. klien setelah di berikan -klien mulai merasa nyaman tindakan. dan nyeri agak berkurang. V. CATATTAN PERKEMBANGAN No Hari/TGL/Jam Perkembangan Pasien 1 Kamis, 26 Maret S klien mengatakan nyeri kaki terasa cenut2013 jam cenut pada bagian luka. Dan masih tidak bisa tidur pada malam hari O KU lemah klien tampak menahan nyeri, TD168/80 N84 S36 RR20 A Masalah belum teratasi. P klien dipindahkan ke ruang ASTER TT LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN RASA AMAN DAN NYAMAN A. Konsep Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman 1. Definisi/deskripsi kebutuhan aman dan nyaman Potter & Perry, 2006 mengungkapkan kenyamanan/rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari. Ketidaknyamanan adalah keadaan ketika individu mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dalam berespon terhadap suatu ransangan. Aman adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis. Pemenuhan kebutuhan keamanan dilakukan untuk menjaga tubuh bebas dari kecelakaan baik pasien, perawat atau petugas lainnya yang bekerja untuk pemenuhan kebutuhan tersebut Asmadi, 2008. Perubahan kenyamanan adalah keadaan dimana individu mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dan berespon terhadap suatu rangsangan yang berbahaya Carpenito, 2006 2. Fisiologi sistem/fungsi normal sistem rasa aman dan nyaman Pada saat impuls ketidaknyamanan naik ke medula spinalis menuju kebatang otak dan thalamus, sistem saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon stress. Stimulasi pada cabang simpatis pada sistem saraf otonom menghasilkan respon fisiologis. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi keamanan dan kenyamanan a. Emosi Kecemasan, depresi dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi keamanan dan kenyamanan 1 b. Status mobilisasi Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot dan kesadaran menurun memudahkan terjadinya resiko injury c. Gangguan persepsi sensory Mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan yangberbahaya seperti gangguan penciuman dan penglihatan d. Keadaan imunitas Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga mudah terserang penyakit e. Tingkat kesadarn Pada pasien koma, respon akan menurun terhadap rangsangan f. Gangguan tingkat pengetahuan Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi sebelumnya 4. Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada rasa aman dan nyaman a. Jatuh Jatuh merupakan 90% jenis kecelakaan dilaporkan dari seluruh kecelakaan yang terjadi di rumah sakit. Resiko jatuh lebih besar dialami pasien lansia b. Oksigen Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen akan mempengaruhi keamanan pasien c. Pencahayaan Rumah sakit merupakan sarana pelayanan publik yang penting. Tata pencahayaan dalam ruang rawat inap dapat mempengaruhi kenyamanan pasien rawat inap 2 5. Manifestasi Klinis a. Vakolasi 1. Mengaduh 2. Menangis 3. Sesak nafas 4. Mendengkur b. Ekspresi Wajah 1. Meringis 2. Mengeletuk gigi 3. Mengernyit dahi 4. Menutup mata, mulut dengan rapat 5. Menggigit bibir c. Gerakan Tubuh 1. Gelisah 2. Imobilisasi 3. Ketegangan otot 4. Peningkatan gerakan jari dan tangan 5. Gerakan ritmik atau gerakan menggosok 6. Gerakan melindungi bagian tubuh d. Interaksi Sosial 1. Menghindari percakapan 2. Focus hanya pada aktivitas untuk menghilangkan nyeri 3. Menghindar kontak social 4. Penurunan rentang perhatian 6. Komplikasi a. Hipovolemik b. Hipertermi c. Masalah Mobilisasi d. Hipertensi e. Edema Pulmonal f. Kejang 3 7. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan diagnostik sangat penting dilakukan agar dapat mengetahui apakah ada perubahan bentuk atau fungsi dari bagian tubuh pasien yang dapat menyebabkan timbulnya rasa aman dan nyaman seperti a. Melakukan pemeriksaan laboratorium dan radiologi b. Menggunakan skala nyeri 1 Ringan = Skala nyeri 1-3 Secara objektif pasien masih dapat berkomunikasi dengan baik 2 Sedang = Skala nyeri 4-6 Secara objektif pasien dapat menunjukkan lokasi nyeri, masih merespon dan dapat mengikuti instruksi yang diberikan 3 Berat = Skala nyeri 7-9 Secara objektif pasien masih bisa merespon, namun terkadang klien tidak mengikuti instruksi yang diberikan. 4 Nyeri sangat berat = Skala 10 Secara objektif pasien tidak mampu berkomunikasi dan klien merespon dengan cara memukul. 8. Pemeriksaan fisik a. Inspeksi ditemukan kulit tampak pucat, menggigil, gelisah, dan lemah b. Palpasi pada permukaan ini ditemukan kulit teraba dingin, nadi lambat. c. Auskultasi tekanan darah menurun. 9. Penatalaksanaan a. Relaksasi Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stress. Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri stress fisik dan emosi pada nyeri. Dalam imajinasi terbimbing klien menciptakan kesan dalam pikiran, berkonsentrasi pada kesan tersebut sehingga secara bertahap klien dapat mengurangi rasa nyerinya. 4 b. Teknik imajinasi Biofeedback merupakan terapi perilaku yang dilakukan dengan memberikan individu informasi tentang respon fisiologis misalnya tekanan diri dapat membantu mengubah persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti positif dan dapat mengurangi ditraksi. Mengurangi persepsi nyeri adalah suatu cara sederhana untuk meningkatkan rasa nyaman dengan membuang atau mencegah stimulus nyeri. c. Teknik Distraksi Teknik distraksi adalah pengalihan dari focus perhatian terhadap nyeri ke stimulus yang lain. Ada beberapa jenis distraksi yaitu ditraksi visual melihat pertandingan, menonton televise,dll, distraksi pendengaran mendengarkan music, suara gemericik air, distraksi pernafasan bernafas ritmik, distraksi intelektual bermain kartu. d. Terapi dengan pemberian analgesic Pemberian obat analgesic sangat membantu dalam manajemen nyeri seperti pemberian obat analgesik non opioid aspirin, ibuprofen yang bekerja pada saraf perifer di daerah luka dan menurunkan tingkatan inflamasi, dan analgesic opioid morfin, kodein yang dapat meningkatkan mood dan perasaan pasien menjadi lebih nyaman walaupun terdapat nyeri. e. Immobilisasi Biasanya korban tidur di splint yang biasanya diterapkan pada saat kontraktur atau terjadi ketidakseimbangan otot dan mencegah terjadinya penyakit baru seperti decubitus 5 B. Rencana Asuhan Klien dengan Gangguan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman Pengkajian Riwayat keperawatan a. Riwayat penyakit sekarang Lingkungan, kebisingan mempengaruhi rasa aman dan nyaman. Lingkungan klien mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup klien. Keamanan yang ada dalam lingkungan ini akan mengurangi insiden terjadinya penyakit dan cedera yang akan mempengaruhi rasa aman dan nyaman klien. b. Riwayat penyakit dahulu Trauma pada jaringan tubuh, misalnya ada luka bekas operasi/ bedah menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan dan iritasi secara langsung pada reseptor sehingga mengganggu rasa nyaman klien c. Riwayat penyakit keluarga Riwayat kesehatan keluarga juga dapat menyebabkan gangguan rasa aman dan nyaman. Karena dengan adanya riwayat penyakit maka klien akan beresiko terkena penyakit sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman seperti nyeri. Pemeriksaan fisik data fokus a. Ekspresi wajah 1 Menutup mata rapat-rapat 2 Membuka mata lebar-lebar 3 Menggigit bibir bawah b. Verbal 1 Menangis 2 Berteriak c Tanda- tanda vital 1 Tekanan darah 6 2 Nadi 3 Pernapasan c. Ekstremitas Amati gerak tubuh pasien untuk mealokasikan tempat atau rasa yang tidak nyaman Pemeriksaan Penunjang a. USG USG digunakan untuk data penunjang apabila ada rasa tidak nyaman pada bagian perut b. Rontgen Rontgen untuk mengetahui tulang/organ yang abnormal yang dapat mengganggu rasa nyaman klien Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul Diagnosa 1 Ansietas Buku saku diagnosis keperawatan, hal 42 Definisi Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respon autonom, perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Perasaan ini merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan bahaya yang akan terjadi dan memampukan individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman. Batasan karakteristik a. Perilaku 1 Penurunan produktivitas 2 Mengekspresikan kehawatiran akibat perubahan dalam peristiwa hidup 3 Gerakan yang tidak relevan 4 Gelisah 5 Memandang sekilas 6 Insomnia 7 b. Afektif 1 Gelisah 2 Kesedihan yang mendalam 3 Distres 4 Ketakutan 5 Perasaan tidak adekuat c. Fisiologis 1 Wajah tegang 2 Insomnia 3 Peningkatan keringat 4 Peningkatan ketegangan 5 Terguncang Faktor yang berhubungan a. Terpajan toksin b. Hubungan keluarga/hereditas c. Transmisi dan penularan interpersonal d. Krisis situasi dan maturasi e. Stres f. Penyalahgunaan zat g. Ancaman kematian Diagnosa 2 Nyeri akut Buku saku diagnosis keperawatan, hal 530 Definisi Pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, awitan yang tiba-tiba atau perlahan dengan intensitas ringan sampai berat Batasan karakteristik a. Subjektif Mengungkapkan secara verbal atau melaporkan nyeri dengan isyarat 8 b. Objektif 1 Posisi untuk menghindari nyeri 2 Perubahan tonus otot 3 Perubahan selera makan Faktor yang berhubungan Agen-agen penyebab cedera misalnya, biologis, kimia, fisik dan psikologis Diagnosa 3 Gangguan rasa nyaman Asuhan Keperawatan Praktis, hal 364 Definisi Merasa kurang senang, lega dan sempurna dalam dimensi fisik, psikospiritual, ligkungan dan sosial. Batasan karakteristik a. Menangis b. Gangguan pola tidur c. Takut d. Ketidakmampuan untuk rileks e. Melaporkan perasaan tidak nyaman f. Melaporkan distress g. Melaporkan kurang puas dengan keadaan Faktor yang berhubungan a. Gejala terkait penyakit b. Sumber yang tidak adekuat c. Kurang pengendalian lingkungan d. Kurang privasi e. Kurang control situasi 9 Perencanaan Diagnosa 1 Ansietas Buku saku diagnosis keperawatan, hal 42 Tujuan dan kriteria hasil outcome criteria berdasarkan NOC a. Ansietas berkurang, dibuktikan oleh tingkat ansietas hanya ringan sampai sedang dan selalu menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas, konsentrasi dan koping b. Pasien menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas, yang dibuktikan oleh indicator sebagai berikut sebutkan 1-5 tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering dan selalu Intervensi keperawatan dan rasional berdasarkan NIC a. Intervensi Lakukan bimbingan antisipasi Rasional Agar pasien mampu menghadapi kemungkinan krisis perkembangan dan situasional b. Intervensi Ajarkan teknik menenangkan diri Rasional Untuk meredakan kecemasan pada pasien yang mengalami distres akut c. Intervensi Ajarkan cara peningkatan koping Rasional Membantu pasien untuk beradaptasi dengan persepsi stressor, perubahan atau ancaman yang menghambat pemenuhan tuntutan dan peran hidup Diagnosa 2 Nyeri akut Buku saku diagnosis keperawatan, hal 530 Tujuan dan kriteria hasil outcome criteria berdasarkan NOC a. Memperlihatkan pengendalian nyeri, yang dibuktikan oleh indicator sebagai berikut sebutkan 1-5 tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering atau selalu b. Mengenali awitan nyeri c. Melaporkan nyeri dapat dikendalikan Intervensi keperawatan dan rasional berdasarkan NIC a. Intervensi Ajarkan manajemen nyeri 10 Rasional Untuk menghilangkan nyeri atau menurunkan nyeri ketingkat yang lebih nyaman yang dapat ditoleransi oleh pasien b. Intervensi Ajarkan manajemen alam perasaan Rasional Untuk memberikan keamanan, stabilisasi, pemulihan dan pemeliharaan pada pasien yang mengalami disfungsi alam perasaan baik depresi maupun peningkatan alam perasaan Diagnosa 3 Gangguan rasa nyaman Asuhan Keperawatan Praktis, hal 364 Tujuan dan kriteria hasil outcome criteria berdasarkan NOC a. NOC 1 Ansiety 2 Fear leavel 3 Sleep deprivation 4 Comfort b. Kriteria hasil 1 Mampu menongtrol kecemasan 2 Status lingkungan yang nyaman 3 Konrol gejala 4 Status kesehatan meningkat Intervensi keperawatan dan rasional berdasarkan NIC a. Intervensi Gunakan pendekatan yang menenangkan Rasional Untuk menjalin hubungan saling percaya b. Intervensi Ajarkan teknik menenangkan diri Rasional Untuk meredakan kecemasan pada pasien yang mengalami distres akut c. Intervensi Ajarkan cara peningkatan koping 11 Rasional Membantu pasien untuk beradaptasi dengan persepsi stressor, perubahan atau ancaman yang menghambat pemenuhan tuntutan dan peran hidup Evaluasi Evaluasi dapat dibedakan atas evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses dievaluasi setiap selesai melakukan perasat dan evaluasi hasil berdasarkan rumusan tujuan terutama kriteria hasil. Hasil evaluasi memberikan acauan tentang perencanaan lanjutan terhadap masalah nyeri yang dialami oleh pasien. 12 Daftar Pustaka Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jkarta Salemba Medika. Anonim. 2016. Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Aman Nyaman Praktik Keterampilan Dasar Dalam Keperawatan. Carpenito. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta EGC Kemenkes. 2016. Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman. Nurarif dan Kusuma, H. 2016. Asuhan Keperawatn Praktis. Jakarta Mediaction Potter & Ferry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik Edisi 4. Jakarta EGC Wilkinson & Ahern 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9. Jakarta EGC 13